• Beranda
  • Penyakit
  • Tentang Hepatitis Akut dan yang Perlu Dilakukan untuk Mewaspadainya

Tentang Hepatitis Akut dan yang Perlu Dilakukan untuk Mewaspadainya

Tentang Hepatitis Akut dan yang Perlu Dilakukan untuk Mewaspadainya
Credits: Freepik

Bagikan :


Setelah WHO menyatakan hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia diminta meningkatkan kewaspadaannya. Kasus ini dilaporkan pertama kali di Inggris pada tanggal 15 April 2022. Penyebab kasus hepatitis ini masih belum diketahui karena jenis virus yang biasa menyebabkan hepatitis, yaitu HAV, HBV, HCV, HDV, dan HEV, tidak dideteksi pada pasien-pasiennya.

Sejak 21 April 2022, kasus hepatitis akut semakin berkembang dan telah dicatat tersebar ke 12 negara, termasuk Indonesia. Kewaspadaan terus ditingkatkan sejak adanya tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta dengan dugaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya, meninggal dunia.

 

Hepatitis Akut yang Belum Diketahui Etiologinya

Berbicara tentang hepatitis akut berarti merujuk pada peradangan hati. Peradangan ini dapat disebabkan oleh berbagai etiologi atau penyebab, seperti infeksi, keracunan obat atau zat tertentu. Infeksi virus seringkali terlibat dan bertanggung jawab sebagai penyebab hepatitis A, B, C, D dan E.

Pada kasus KLB ini, ditemukan gejala hepatitis akut pada anak-anak, namun belum diketahui apa penyebabnya. Pemeriksaan tidak menemukan adanya infeksi virus yang umumnya menyebabkan peradangan pada hati, sehingga kasus ini disebut sebagai hepatitis akut yang belum diketahui etiologinya.

Pun demikian, menurut laporan telah terdeteksi adenovirus dalam setidaknya 74 kasus, 18 telah diidentifikasi sebagai tipe F 41, 20 kasus diidentifikasi sebagai SARS-Cov-2, dan 19 kasus terdeteksi dengan ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus. Para peneliti masih terus melakukan penyelidikan terhadap KLB hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya ini, sehingga Anda diminta tetap waspada.

 

Gejala Hepatitis Akut

Menurut WHO, kasus ini lebih banyak dialami oleh anak dengan usia 1 bulan hingga 16 tahun, di mana 10% di antaranya membutuhkan transplantasi hati.

Di antara kasus yang telah diidentifikasi menunjukkan adanya peningkatan enzim hati dan gejala saluran cerna seperti sakit perut, diare, dan muntah, sebelum gejala hepatitis akut muncul dan meningkatnya kadar enzim hati, serta penyakit kuning. Sebagian anak mungkin tidak mengalami demam seperti pada gejala infeksi virus pada umumnya.

Menurut Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp. A, yang merupakan dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM FK UI, gejala awal penyakit hepatitis akut ini berkembang dari ringan menjadi berat, di antaranya mual, muntah, sakit perut, diare dan terkadang disertai demam ringan. Selanjutnya gejala dapat berkembang semakin berat seperti urine yang berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna pucat. Orang tua disarankan untuk segera memeriksakan anak ke fasilitas kesehatan apabila ditemukan gejala-gejala penyakit tersebut.

Pemeriksaan dini disarankan sebelum gejala berkembang menjadi berat, seperti muncul gejala kuning dan adanya penurunan kesadaran yang menunjukkan hepatitis akut yang sudah sangat berat.

 

Waspada Hepatitis Akut yang Belum Diketahui Penyebabnya

Tindakan yang paling penting dilakukan oleh semua orang tua saat ini adalah memperhatikan adanya gejala seperti diare atau muntah, warna urin dan tinja, serta adanya tanda-tanda penyakit kuning.

Menjalankan kebiasaan menjaga kebersihan seperti mencuci tangan dan menutup mulut saat batuk atau bersin akan membantu mencegah infeksi dan penularan adenovirus.

Prof. Hanifah juga menyarankan untuk memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi matang serta tidak menggunakan alat-alat makan bersama. Selain itu, untuk mencegah penularan Hepatitis Akut melaui saluran pernafasan, anak-anak disarankan untuk menggunakan masker dengan benar, menjaga jarak dan mengurangi mobilitas.

Jangan menunda memeriksakan anak apabila Anda menemukan gejala awal seperti diare, mual, muntah atau demam. Jaga tubuh anak agar tidak mengalami dehidrasi dengan memberikan cukup air minum atau makan makanan yang tinggi kandungan air seperti sayuran, buah-buahan dan sup.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Jumat, 14 April 2023 | 23:50